banner 970x250

Kasus TBC di Jabar Meningkat, Sari Sundari Sebut Perlu Penanganan Serius

BriliaNews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO)
saat ini menaruh perhatian kepada tiga penyakit menular yaitu AIDS, Tuberculosis dan Malaria.

“Apa yang menjadi isu hari ini memang harus diantisipasi. Kita sebagai warga masyarakat, memang harus mengantisipasi itu,” kata Anggota DPRD provinsi Jawa Barat Hj. Sari Sundari S.Sos, MM pekan ini.

Menurut Sari Sundari, dari ketiga penyakit menular tersebut, penyakit TBC yang sangat perlu mendapat perhatian.

Pasalnya, kasus penyakit TBC itu termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia dibanding dengan penyakit malaria dan HIV/ Aids.

Kalau AIDS kata politisi partai Gerindra itu, akibat perilaku atau kebiasaan hidup. Artinya lebih kepada mengubah perilaku.

Sedangkan
malaria hanya ada di daerah tertentu. Di Kabupaten Bandung sendiri, tidak ada masalah terkait Malaria. Jadi hanya ada di daerah tertentu, tidak menjadi pandemi.

“Kalau TBC memang tingkat terjangkitnya sangat tinggi.
Kasus TBC itu termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. Makanya PR kita untuk mengedukasi masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujar
anggota DPRD Jabar Dapil 2 (Kabupaten Bandung) tersebut.

Menurut politisi partai Gerindra itu, kesadaran sebagian masyarakat terhadap sanitasi di lingkungan masih rendah, tidak hanya di pedesaan tapi juga di perkotaan.

Baca Juga  BMKG : Hingga 6 Januari Kota Bandung Hadapi Cuaca Ekstrim

“Kemarin juga pada saat pembahasan P2 APBD, DBD dan TBC menjadi topik bahasan. Terlebih, TBC ini sudah menjangkit anak-anak juga.

“Jadi kita menghimbau semua orang menerapkan PHBS, karena banyak masyarakat yang terjangkit TBC tidak hanya di daerah kumuh tapi juga di perkotaan,” paparnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, kasus Tuberkulosis (TBC) dari tahun 2021 mengalami peningkatan hingga tahun ini. Pada tahun 2021 ditemukan 92 ribu kasus baru, sedang tahun 2022 ada 159 ribu kasus baru dan dari Januari hingga April 2023 ini sudah ada 47 ribu kasus baru.

Sementara itu, sebaran Tuberkulosis berdasarkan wilayah, terbanyak di Kabupaten Bogor menyusul Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Penyakit yang paling sering menyerang paru-paru ini, banyak ditemukan di daerah padat penduduk dan daerah industri.

Menyikapi peningkatan kasus TBC di Jawa Barat, Sari Sundari mendorong Dinas Kesehatan Jabar untuk mencari penyebab kian meningkatnya jumlah penderita Tuberkulosis.

“Yang dibutuhkan dalam pemberantasan Tuberkulosis adalah dana, obat-obatan, sarana kesehatan antara lain ketersediaan tempat pengobatan yang dapat dijangkau seperti Puskesmas, ketersediaan tenaga medis yang memadai serta lingkungan yang sehat,” tuturnya.

Baca Juga  Bernilai Ekonomis, DPRD Jabar Dorong Pemanfaatan Aset Rotan di Cirebon

Ia menyebut, seluruh sarana tersebut dapat terpenuhi jika ada alokasi anggaran yang proporsional. Karena itu, harus ada penambahan anggaran untuk pemberantasan penyakit menular terutama Tuberkulosis .

Alokasi anggaran dalam APBD Provinsi, dijelaskannya sangat terbatas, sehingga diperlukan sharing pendanaan dengan Kemenkes RI serta APBD kabupaten/Kota.

Lebih lanjut dikatakan Sari Sundari, penyakit TBC mempunyai korelasi dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat, salah satunya lingkungan kumuh.

Solusi untuk mengatasi persoalan itu, adalah kolaborasi dengan perangkat teknis bidang infrastruktur permukiman, yaitu program perbaikan rumah di kawasan kumuh

Sarana kesehatan lain, juga harus menjadi perhatian yaitu layanan kesehatan harus tersebar merata terutama di daerah padat penduduk.

Sarana yang dibutuhkan adalah keberadaan Puskesmas serta dukungan sarana dan prasarana pendukungnya sehingga penderita Tuberkulosis dapat dilayani secara cepat,” pungkasnya.

(Ida/ Adhikarya Parlemen)