banner 970x250

DPRD Jabar: Penyusunan APBD Jabar Harus Transparan

Kota Bandung, BriliaNews.com – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono menilai, proses penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) seharusnya bukan hanya melibatkan legislatif dan eksekutif, tetapi juga rakyat Jawa Barat.

“Selain anggota dewan dan eksekutif, dalam penyusunan APBD juga harus bersama-sama masyarakat, agar seluruh program di Jawa Barat diketahui oleh rakyat,” ujar Ono kepada wartawan usai pengucapan sumpah/ janji menjadi Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat Masa Jabatan 2024-2029 pada rapat paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Rabu (9/10/2024).

Disinggung soal kinerja anggota dewan, Ono menyebutkan, hal itu dikembalikan kepada demokrasi elektoral yang memang harusnya dirubah.

Menurutnya, pesta demokrasi pemilihan legislatif kemarin cenderung banyak mengeluarkan biaya lebih besar. Sehingga mau tidak mau ini akan berpengaruh kepada kinerja, siapapun anggotanya baik DPRD Provinsi maupun DPRD kabupaten kota.

“Tentu kami akan dorong agar banyak kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Bagaimana membangun persepsi kepada masyarakat bahwa anggota dewan ini yang sering turun. Bukan hanya mau turun pada saat pemilihan, pada saat mau pemilihan tentu akan tidak dipercaya rakyat dan oknum rakyat yang pragmatis akan memanfaatkan situasi seperti itu,” tuturnya.

Baca Juga  Hari Ibu Nasional 2023, Siti Muntamah : Banyak Ibu-Ibu Keluhkan Anaknya Nganggur

“Sehingga kedepan kami akan dorong anggota legislatif, agar mau terjun langsung sesuai dengan tugas dan fungsinya,” imbuhnya.

Terkait perbedaan fungsi kedewanan antara DPR RI dan DPRD Provinsi, Ono, yang merupakan mantan anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan. Pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019 silam, mengatakan tidak ada yang berbeda secara fungsi anggota legislatif.

“Yang membedakan hanya cakupan wilayahnya, untuk DPR RI wilayahnya nasional sementara DPRD Provinsi lebih fokus di Jawa Baratnya,” ungkapnya.

Persoalannya, tambah Ono, juga tidak jauh berbeda antara masalah kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup dan infrastruktur. Tidak terkecuali sembilan daerah yang menjadi CDPOB yang memerlukan perhatian dan prioritas dalam perkembangannya.

Baca Juga  Presiden Ajak Industri Otomotif Bergeser ke Kendaraan Listrik

“Indeks pembangunannya manusianya masih sangat rendah, pengembangannya harus terukur dan melalui perencanaan yang matang,” ujar Ono.

Selain itu, ada angka pengangguran yang masih cukup tinggi, lalu penurunan APBD yang mencapai enam triliun.

Maka satu hal yang perlu menjadi fokus utama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD Provinsi Jawa Barat yang sudah bertugas bagaimana mengurus dan mengelola persoalannya dengan baik.

“Paling tidak, Infrastruktur dasar yang menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat itulah yang perlu kita dorong,” jelas Ono.

(Adi)